Sebuah penemuan genetika yang menggemparkan baru-baru ini membuka tabir misteri tentang kemungkinan adanya jejak leluhur orang Nusantara, yang dikenal sebagai Sayabiga (meliputi Jawa, Melayu, dan kelompok etnis lainnya di kepulauan Asia Tenggara), dalam populasi Katalan di Spanyol. Studi yang meneliti keragaman kromosom Y pada sampel nama keluarga Katalan memberikan petunjuk menarik yang menghubungkan wilayah Eropa Barat dengan jauhnya kepulauan tropis di Asia Tenggara.
Penelitian yang berfokus pada 50 nama keluarga Katalan yang paling umum di wilayah tersebut menganalisis sampel DNA dari 1375 pria. Hasilnya menunjukkan bahwa mayoritas haplogrup Y-DNA yang ditemukan berasal dari Eropa, dengan sejumlah kecil jejak dari Afrika Utara dan Timur Tengah. Namun, yang menarik perhatian adalah ditemukannya dua haplogrup yang berpotensi kuat terkait dengan teori keberadaan kelompok Sayabiga di antara Agotes dan Cagots, komunitas-komunitas terpinggirkan di Spanyol, Prancis, dan wilayah Eropa Barat lainnya pada masa lalu.
Tiga individu yang berasal dari wilayah Girona menunjukkan adanya haplogrup C*, sementara satu individu dari Castells memiliki haplogrup K*. Menariknya, ketiga individu dengan haplogrup C* memiliki nama keluarga Llach, yang dalam bahasa Katalan berarti "danau". Sementara itu, satu-satunya individu dengan haplogrup K* menyandang nama keluarga Ferrer, yang berarti "pandai besi".
Analisis lebih lanjut terhadap penanda genetik yang digunakan dalam penelitian, sebagaimana tercantum dalam publikasi ilmiah terkait, mengindikasikan bahwa ketiadaan marka M8 (C1a1) dan M219 (C2) secara meyakinkan mengidentifikasi keberadaan haplogrup C*. Informasi dari situs web Universitat Pompeu Fabra memberikan rincian lebih lanjut mengenai studi nama keluarga, termasuk analisis mendalam terhadap asal-usul nama Llach.
Catatan sejarah menunjukkan bahwa nama keluarga Llach tidak terlalu umum dan terkonsentrasi di wilayah Garrotxa, Pla de l'Estany, Gironès, dan Perpignan. Catatan imigrasi Prancis pada tahun 1637 juga mencantumkan nama ini. Hasil analisis genetik terhadap 26 sukarelawan dengan nama keluarga Llach mengungkapkan delapan garis keturunan yang berbeda, menunjukkan keragaman genetik yang cukup tinggi untuk nama keluarga yang relatif jarang.
Lebih lanjut, analisis silsilah keluarga Llach dari wilayah Girona menunjukkan adanya empat garis keturunan yang berbeda, sementara kelompok Llach dari wilayah Pyrenees, Berguedà, dan Castelló masing-masing memiliki garis keturunan yang unik. Temuan yang paling signifikan adalah bahwa pendiri salah satu garis keturunan dari Girona memiliki haplogrup C*, yang umumnya ditemukan dengan frekuensi tinggi di Asia Timur dan jarang dijumpai di Eropa, kecuali wilayah Eropa Timur. Dari lebih dari 400 silsilah pendiri yang telah dianalisis dalam studi tersebut, individu dengan haplogrup C* ini menjadi satu-satunya temuan yang mengejutkan.
Keterkaitan haplogrup C* dengan wilayah Insular Southeast Asia (ISEA) atau Kepulauan Asia Tenggara semakin memperkuat dugaan adanya koneksi dengan kelompok Sayabiga. Penelitian sebelumnya oleh Karafet et al. dan Delfin et al. telah mengidentifikasi bahwa C*, yang juga dikenal sebagai C-RPS4Y* dan CRPS4Y, memiliki korelasi yang kuat dengan wilayah ISEA.
Studi Karafet et al. menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil sampel dari Asia Tenggara Daratan memiliki haplogrup C*, sementara di Indonesia Barat, persentasenya jauh lebih tinggi, diikuti oleh Indonesia Timur. Variasi yang lebih tinggi di Indonesia Timur mengindikasikan kemungkinan wilayah tersebut sebagai titik asal penyebaran haplogrup ini.
Penelitian Delfin et al. juga menemukan bahwa sebagian signifikan populasi Negrito di Filipina memiliki haplogrup C*, begitu pula sebagian kecil populasi pribumi non-Negrito dan Muslim di negara yang sama.
Selain haplogrup C*, ditemukannya haplogrup K* pada satu individu dengan nama keluarga Ferrer juga menarik perhatian. Individu ini menunjukkan hasil negatif untuk kelompok L atau MNOPS, yang menunjukkan hubungan kuat dengan jenis K* yang juga banyak ditemukan di wilayah Insular Southeast Asia, terutama di Filipina. Studi Delfin et al. juga menguji subkelompok L dan MNOPS, dan menemukan bahwa sebagian besar populasi Negrito Filipina dan sebagian kecil populasi Muslim dan pribumi non-Negrito Filipina memiliki haplogrup K*.
Kesimpulan dari studi nama keluarga Katalan ini memberikan indikasi awal yang menarik bahwa sebagian kecil haplogrup Y-DNA di wilayah tersebut mungkin berasal dari ISEA, salah satu wilayah utama yang diasosiasikan dengan kelompok Sayabiga. Lebih lanjut, keterkaitan geografis temuan ini dengan wilayah Girona, yang merupakan lokasi studi mendalam tentang Cagot pada pergantian abad ke-20, semakin memperkuat spekulasi mengenai kemungkinan adanya hubungan antara kelompok Sayabiga dan komunitas-komunitas terpinggirkan di Eropa Barat.
Mengingat bahwa kelompok Sayabiga diperkirakan tidak menganut praktik endogami seketat kelompok Gipsi/Roma, ada kemungkinan bahwa beberapa garis keturunan paternal mungkin telah mengalami "penggantian" selama migrasi dan interaksi dengan populasi lain di wilayah yang terkait dengan Sayabiga, termasuk Basra di Irak. Sebagai perbandingan, studi ini tidak menemukan adanya garis keturunan H1 atau H1a, yang umum di antara populasi Gipsi.
Temuan menarik lainnya adalah tidak adanya contoh haplogrup O yang saat ini sangat umum ditemukan dalam populasi. Hal ini mungkin mengindikasikan bahwa kelompok-kelompok dengan haplogrup O tidak mendominasi wilayah tertentu pada masa lalu seperti saat ini, meskipun sulit untuk menarik kesimpulan pasti dengan ukuran sampel yang relatif kecil.
Sayangnya, studi ini tidak memasukkan nama keluarga Borja, Borgia, atau Borge, yang hasilnya tentu akan sangat menarik untuk diteliti lebih lanjut mengingat potensi keterkaitannya dengan sejarah dan migrasi populasi di wilayah tersebut.
Temuan awal ini membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut di masa depan untuk mengkonfirmasi dan memperluas pemahaman kita tentang kemungkinan adanya jejak genetik orang Nusantara Sayabiga dalam populasi Eropa, serta implikasinya terhadap sejarah dan persebaran populasi di masa lalu.
Posting Komentar